
Juru Bicara WhatsApp mengungkapkan pihaknya tidak menyangkal kejadian spyware tersebut.
"Kami tentu saja tidak menyangkal salah satu dari liputan yang Anda lihat." ungkap Jubir tersebut.
Malware itu mampu menembus ponsel melalui panggilan tak terjawab sendiri melalui fungsi panggilan suara aplikasi. Jumlah orang yang menjadi korban terinfeksi dengan malware belum diketahui.
Juru bicara WhatsApp mengatakan serangan itu memiliki semua ciri khas perusahaan swasta yang telah diketahui bekerja dengan pemerintah untuk memberikan spyware yang memiliki kemampuan untuk mengambil alih sistem operasi ponsel.
Juru bicara itu mengatakan WhatsApp, yang memiliki lebih dari 1,5 miliar pengguna, segera menghubungi Citizen Lab dan kelompok-kelompok hak asasi manusia, dengan cepat memperbaiki masalah ini dan mendorong perbaikan. Dia mengatakan WhatsApp juga memberikan informasi kepada pejabat penegak hukum AS untuk membantu penyelidikan mereka.
Dia mengatakan kelemahan itu ditemukan ketika tim WhatsApp melakukan beberapa peningkatan keamanan tambahan untuk panggilan suara.
Para ahli menemukan bahwa orang yang ditargetkan untuk infeksi mungkin mendapatkan satu atau dua panggilan dari nomor yang tidak mereka kenal. Dalam proses menelepon, kode ini dikirimkan.
Juru bicara untuk Grup NSO tidak segera menanggapi email dari The Associated Press untuk meminta komentar.
Spyware NSO telah berulang kali ditemukan digunakan untuk meretas wartawan, pengacara, pembela hak asasi manusia dan pembangkang. Yang paling menonjol, spyware itu terlibat dalam pembunuhan mengerikan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, yang dipotong-potong di konsulat Saudi di Istanbul tahun lalu dan yang tubuhnya belum pernah ditemukan.
Beberapa dugaan target spyware, termasuk teman dekat Khashoggi dan beberapa tokoh masyarakat sipil Meksiko, saat ini menuntut NSO di pengadilan Israel atas peretasan tersebut. (age)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2JDKDfi
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "WhatsApp Temukan Malware yang Infeksi Ponsel"
Post a Comment