Teknologi ini telah dikembangkan selama dua abad dan menghabiskan dana US$80 juta (Rp1,14 triliun). Dengan menerbangkan teknologi ini ke Mars, berbagai pesawat ruang angkasa yang ada di planet merah itu bakal bisa bernavigasi dan berkomunikasi lebih baik tanpa banyak bergantung pada dukungan dari Bumi. Alat ini akan diterbangkan menggunakan Falcon Heavy pada 24 Juni dan akan diuji pertama kali di luar angkasa.
"Setiap pesawat luar angkasa yang mengeksplorasi ruang angkasa bergantung pada navigasi yang ada di Bumi untuk memberitahu mereka ada dimana dan kemana mereka akan menuju," jelas Jill Seubert seorang navigator luar angkasa di Jet Propulsion Laboratory NASA di California, dalam konferensi pers pekan lalu (10/6).
"Kami harus melakukan navigasi dari Bumi karena jam yang ada di wahana sangat tidak akurat untuk mengukur waktu. Tapi, kalau kita bisa mengubah itu, kami bisa merevolusi cara kami mengeksplorasi luar angkasa."Revolusi ini diharapkan bakal muncul dengan adanya teknologi Deep Space Atomic Clock. Seperti jam atom lainnya, ia dapat mengukur waktu dengan sangat detil, hingga sepersejuta detik. Tapi para peneliti mesti memutar otak agar jam atom ini bisa berukuran kecil. Tidak berukuran satu lemari es, tapi harus sekecil sebuah botol galon. Ukuran kecil ini dibutuhkan agar jam atom ini muat dalam ke pesawat ruang angkasa dan bisa diluncurkan.
Begitu ada di ruang angkasa, jam ini mestinya bisa tetap menjaga akurasinya tanpa intervensi Bumi. Teknologi jam ini sangat berbeda dengan yang digunakan oleh jam modern yang dipakai di satelit GPS. Sebab, jam di satelit-satelit itu perli dikoreksi dua kali sehari agar tetap tepat waktu. Sebab, menjaga akurasi waktu sangat penting pada navigasi luar angkasa, seperti dijelaskan Seubert.
"Melacak pesawat ruang angkasa ketika ia tengah menjelajah adalah masalah yang sangat mendasar terkait pengukuran waktu," jelasnya seperti dikutip dari Space. "Kami tak bisa hanya mengeluarkan penggaris dan mengukur berapa jauh pesawat Anda, Sehingga, kami mengukur jarak dari gema yang dibutuhkan pesawat untuk mengirim balik sinyal yang dikirim dari Bumi."Itu mengapa kemampuan jam atom untuk menavigasi berdasarkan sinyal radio satu arah sangat menguntungkan. Sebab, semua pesawat ruang angkasa yang ada di Mars bisa mengecek lokasi mereka secara simultan menggunakan sinyal yang sama. Tidak dibutuhkan berbagi waktu. "Sehingga teknologi ini bisa mendukung jumlah pesawat yang tidak terbatas," tambahnya.
Sistem ini juga bisa digunakan oleh rover dan manusia yang ada di permukaan Mars. Ini adalah sistem yang lebih canggih dari GPS.
"Bayangkan ketika astronaut mendaki Mars. dia bisa mengecek Google Maps versi Mars untuk melihat ia sedang ada di mana dan mengarahkan kemana ia akan pergi."Selain itu, dengan adanya jam atom di sekitar Mars, bakal memudahkan navigasi radio di planet itu. Apalagi jika dikombinasikan dengan navigasi optik bisa membuat navigasi yang lebih aman dan akurat bagi astronaut, jelas Kepala Investigator Deep Space Atomic, Todd Ely dalam pernyataannya yang dikutip BGR.
Skenario ini masih jauh di masa depan, tapi mendapat data bagaimana teknologi jam atom ini bekerja di luar angkasa adalah langkah pertama. Setelah jam atom ini ada di orbitnya, Seubert dan rekan-rekannya akan memonitor apakah alat ini bisa menjaga waktu seperti yang diharapkan dan bertahan setahun di lingkungan berbahaya itu. (eks)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2Y0Pqf4
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mudahkan Navigasi, NASA Kirim Jam Atom ke Mars"
Post a Comment