Namun, Indonesia tidak ada dalam daftar negara yang bakal menyicipi gim berbasis awan (cloud) yang diakses dengan streaming tersebut. Sebab, Stadia akan diluncurkan di Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Kanada, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Irlandia, Italia, Belanda, Norwegia, Spanyol dan Swedia.
Para pelanggan Stadia akan memiliki akses ke beberapa pemainan gratis dan bisa membeli beberapa gim blockbuster pada platform ini.
Untuk bisa menikmati layanan gim streaming ini, pengguna butuh perangkat hardware yang dijual US$129 (Rp1,8 juta; kurs 1US$=Rp 14.189,55). Pemain lantas perlu membayar biaya langganan bulanan US$9,99 (Rp140.476).
Sementara untuk pengguna di Eropa, perangkat dijual seharga 129 euro (Rp2 juta; kurs 1 euro= Rp16 ribu) dan biaya langganan bulanan 9,99 euro (Rp158.432).
Layanan berbasis cloud ini digadang-gadang bisa mengganggu para pemain gim besar. Sebab, diperkirakan pengguna bakal malas untuk bermain gim di konsol atau mengunduh dan mengakses perangkat lunak gim dari CD. Saat mengumumkan Stadia awal tahun ini, CEO Google Sundar Pichai mengatakan Stadia dibangun untuk memberikan platform gim bagi semua orang.
Google berharap Stadia bisa menjadi Netflix atau Spotify-nya para gamers, yang bisa menyediakan permainan berkualitas dengan konsol yang tersedia secara luas.
Namun masih belum jelas berapa banyak cuan yang bisa diraup Google dari industri yang berpotensi besar ini. Selain memproduksi gim sendiri, Google juga akan mendekati studio lain untuk pindah ke model berbasis cloud. (AFP/eks)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2Z5T878
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Stadia, Layanan Gim Streaming Google Meluncur November"
Post a Comment