Penjualan ritel model baru Carry disebutkan hanya 2.600an unit (April-Mei 2019), sementara Suzuki pernah menyampaikan target penjualan kendaraan niaga ini penjualannya diprediksi mencapai 6.000 unit per bulan.
Umumnya penjualan mobil baru di Indonesia akan 'meledak' pasca diluncurkan, atau target penjualan tercapai bahkan melampaui target yang ditentukan. Istilah tersebut biasa dikenal dengan sebutan 'bulan madu'.
Head of Brand Development and Marketing Research Suzuki Indomobil Sales (SIS) divisi roda empat Harold Donnel mengatakan penjualan Carry generasi terbaru tidak sesuai harapan imbas dari model lama masih banyak tersedia di dealer resmi Suzuki."Ya karena ini (Carry) masih ada stok lama," kata Harold di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (24/6).
Menurut Harold, karena kondisi itu masyarakat lebih memilih model lawas sebab sejumlah dealer Suzuki memberi diskon besar-besaran. Penelusuran CNNIndonesia.com, potongan harga untuk stok lama Carry lebih dari Rp15 juta.
Ia pun optimistis penjualan Carry bakal mencapai target setelah stok Carry lawas di dealer telah habis dalam dua bulan mendatang."Ini belum sampai titik performa, tapi kurang lebih tiga bulan bisa sampai titik performa (mencapai target). Dan stok pasti habis sebentar lagi, hanya tinggal beberapa," ucap Harold.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada Januari sampai April 2019, Suzuki berhasil memimpin pasar pikap mesin 1.500 cc.
Penjualan Carry terdata mencapai 14.876 unit, Daihatsu Grand Max 8.629 unit, Mitsubishi T120SS (hanya Januari) 720 unit, DFSK Super Cab 397 unit, dan Tata Super Ace 136. Penjualan wholesales (penjualan dari pabrik ke dealer) Carry (model lama dan baru) pada Januari hingga Mei 2019 sudah mencapai lebih dari 19 ribu unit. (ryh/mik)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2Y5qvag
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tantangan Menjual Pikap Carry Generasi Baru"
Post a Comment