"Back-up system ini sangat vital, karena harus kita siapkan dengan 'skenario terburuk' apabila Jakarta lumpuh karena bencana atau berbagai kendala, maka pengendalian Sistem Peringatan Dini Tsunami akan segera diambil alih oleh BMKG Balai Besar Wilayah III di Denpasar," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu (16/11).
Di kantor pusat BMKG yang berada di Kemayoran, InaTEWS telah beroperasi sejak 2008. Setahun kemudian, dirintis pembangunan InaTEWS di Bali.
"Dalam rangka memperkuat Sistem Peringatan Dini di Indonesia, saat ini BMKG sedang dalam proses merapatkan jaringan sensor-sensor gempabumi. Saat ini sensor yang telah beroperasi sebanyak 176 sensor, akan diperbanyak menjadi 585 sensor di seluruh Wilayah Indonesia di tahun 2020," lanjut Dwikorita.
Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
|
Berikutnya, sambung dia, sedang disiapkan untuk instalasi dua seismograf guna memperkuat jaringan pengaman sistem peringatan dini gempa dan tsunami di Provinsi Bali.
"Dua shelter ini dibangun sebagai bentuk dukungan BMKG terhadap pertumbuhan pariwisata Bali yang terus meningkat setiap tahunnya," kata Dwikorita.
Ia menyatakan di Provinsi Bali akan dibangun sistem yang sama dengan InaTEWS Jakarta antara lain Sistem Pengolahan (SeisComP3) dengan fitur-fitur terbaru serta Sistem Modelling Tsunami (TOAST) yang sudah dilengkapi dengan 18000 skenario di seluruh Indonesia.
[Gambas:Video CNN]
Capaian tahun ini, kata dia, sistem back up di Bali hampir mendekati sistem di Jakarta, baik dari segi pengolahan data maupun sistem diseminasi informasi.
Oleh karena itu, sambungnya, tahun 2020 dicanangkan pembangunan gedung khusus sebagai tempat operasional InaTEWS Bali. Itu diharapkan bisa menjadi penopang sistem InaTEWS Bali di kantor pusat BMKG di Jakarta.
(kid)from CNN Indonesia https://ift.tt/2qVd9lg
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cadangan Sistem Peringatan Dini Tsunami Ditempatkan di Bali"
Post a Comment