Namun, perempuan yang akrab disapa Dina ini enggan menyebutkan siapa pihak tersebut secara rinci.
"Keraguan dari berbagai pihak [rancangan Jembatan Lengkung LRT Jabodebek] dan itu yang harus kami buktikan bahwa keraguan itu bisa kami yakinkan," kata dia kepada awak media usai konferensi pers di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Senin (6/1).
Lebih lanjut kata Dina, jembatan lengkung rancangannya itu sudah mendapatkan sertifikat layak desain. Setelah itu, ia dan tim PT Adhi Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor proyek LRT akan melakukan uji beban.
"Untuk konstruksi sudah selesai, tinggal pengujian beban yang belum. Dari Adhi Karya pengujian akan dilakukan 2021 karena menunggu daerah yang belum bebas lahan," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro pun memastikan pengujian beban nantinya dibarengi dengan pengoperasian LRT Jabodebek secara penuh.
Menyoal pembebasan lahan Proyek Pembangunan Kereta Api Ringan (LRT) tahap I, hambatan terjadi di wilayah Bekasi Timur.
Menurut Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto, meski terkendala namun pembangunan proyek terus berlanjut di sejumlah kawasan. Pembangunan LRT tahap I sendiri terdiri dari tiga lintasan, yakni lintasan Cawang-Cibubur, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, dan lintas Cawang-Bekasi Timur.
"Memang ada hambatan terkait pembebasan tanah. Saat ini menyisakan beberapa bidang di Bekasi Timur yang akan digunakan untuk lokasi depo," kata Budi di Jakarta, Senin (11/11).
Untuk tarif, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan akan dihitung setelah proyek selesai pada pertengahan 2021.
(din/DAL)from CNN Indonesia https://ift.tt/36vsetD
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Curhat Desainer Jembatan Lengkung LRT: Dianggap Sebelah Mata"
Post a Comment