Menurut Alfons, virus masuk golongan Adware dan bukan malware yang berbahaya seperti Trojan atau Ransomware. Shlayer menginfeksi melalui situs unduhan film atau aplikasi bajakan di torrent.
"Salah satu kemungkinan adalah peminat film bajakan di mana sebelum mengunduh atau menonton film bajakan ia diwajibkan menjalankan aplikasi dan di sana akan banyak Potentially Unwanted Application atau Adware dan sejenisnya akan terinstal," ujar Alfons kepada CNNIndonesia, Kamis (30/1).
Alfons mengatakan Shlayer memalsukan diri sebagai Adobe Flash Player add on yang harus di instal. Padahal Adobe Flash sudah tidak populer dan sudah sangat jarang dipakai di website."Jika berhasil menginfeksi korbannya ia akan mengubah hasil pencarian dan mengarahkan ke situs-situs afiliasi demi mendapatkan keuntungan iklan," kata Alfons.
Virus secara otomatis akan menganti mesin pencarian korban dengan mesin pencarian yang menjadi mitra pembuat virus. Mesin pencarian ini membayar kepada para pembuat virus setiap kali pengguna mengunduh mesin pencarian tersebut.
"Mesin pencarian afiliasinya yang memberikan yang memberikan bayaran afiliasi kepada pembuat malware ini. Seperti Anysearch, chumsearch.com, weknow.ac dan search-operator.com," ujar Alfons.
Saran Tangkal ShlayerUntuk menangkal serangan Shlayer, pengguna disarankan jangan sembarangan menginstal aplikasi apa pun yang tidak diketahui keamanannya.
Alfons juga menyarankan agar pengguna menghindari konten bajakan karena memiliki model bisnis yang merugikan pengguna.
"Hindari konten bajakan karena model bisnisnya adalah mendapatkan keuntungan finansial dari pengaksesnya di mana salah satunya adalah menginjeksikan malware ke komputer anda," kata Alfons.
Apabila sudah terlanjur terinfeksi, Alfons menyarankan agar pengguna menghapus virus tersebut. Virus terebut dapat ditemukan di bagian add on atau extension di web browser (peramban) Safari, Google Chrome, hingga Mozilla Firefox. Anti virus juga memegang peranan penting untuk menangkal serangan virus.
"Gunakan anti virus terpercaya dan andal seperti Webroot atau GData untuk mencegah infeksi virus di Mac," kata Alfons.
Berdasarkan data Kaspersky, Indonesia menempati peringkat teratas di antara negara-negara Asia Tenggara dengan jumlah deteksi Shlayer sebesar 16,7 persen. Diikuti oleh Filipina 15,8 persen dan Malaysia 14,6 persen, Thailand 10,3 persen persen.
Vietnam berada di peringkat kelima dengan angka 9,6 persen, Singapura berada di posisi terakhir dengan angka 6 persen.
Kaspersky juga mencatat, sepertiga serangan siber ke macOS berasal dari Shlayer dengan angka 29,28 persen. (jnp/mik)
from CNN Indonesia https://ift.tt/36ITS5P
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Shlayer Serang Pemilik macOS yang Gemar Nonton Film Bajakan"
Post a Comment