Pengamat Teknologi Informasi Dan Komunikasi dari CISSReC, Pratama Persadha mengatakan fitur ini akan menimbulkan kecemburuan dengan aplikasi pembayaran digital lainnya seperti Ovo dan LinkAja. Khususnya LinkAja yang merupakan gabungan beberapa bank BUMN.
"Pastinya menimbulkan kecemburuan di antara penyedia jasa pembayaran digital lainnya. Apalagi BUMN memiliki LinkAja yang merupakan gabungan beberapa bank BUMN," ujar Pratama saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (18/2).
Kecemburuan ini mengingat Nadiem adalah pendiri Gojek, sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa hanya Gopay yang diajak bekerja sama untuk membayar SPP 180 lembaga pendidikan seperti pesantren, madrasah, sekolah dan tempat kursus di Indonesia yang telah terdaftar di GoBills.
"Mengapa tidak mengajak platform lainnya. Seharusnya Menteri Nadiem mengerti posisinya agar tidak disalahartikan oleh masyarakat," ujar Pratama.
Padahal Pratama mengatakan seharusnya tidak sulit untuk mengajak semua platform pembayaran digital masuk demi memudahkan pembayaran SPP. Gopay bahkan menargetkan untuk menjangkau lebih banyak lagi lembaga pendidikan.
Tak hanya SPP, para orang tua dan wali murid kini dapat membayar SPP dan biaya pendidikan lain seperti buku, seragam dan kegiatan ekstrakurikuler dengan Gopay.
"Tentu secara teknis seharusnya tidak susah untuk mengajak semua platform masuk dan berlomba memberikan kemudahan kepada masyarakat," ujar Pratama.
(jnp/DAL)from CNN Indonesia https://ift.tt/2SHtV2K
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pakar: Gopay Ekslusif Buat Bayar SPP, LinkAja dkk Bisa Iri"
Post a Comment