Helm dirancang melindungi kepala biker dari benturan, misalnya ketika terjadi kecelakaan. Ada banyak jenis helm, namun yang biasanya digunakan demonstran jenis open face.
Helm open face punya cangkang yang melindungi bagian jidat hingga belakang kepala, sementara bagian wajah (area mata hingga dagu) ditutup visor yang bisa dibuka.
Di Indonesia, helm open face yang sudah punya label Standar Nasional Indonesia (SNI) dijual dengan harga beragam, mulai dari Rp100 ribuan hingga jutaan rupiah.
Suasana unjuk rasa di kawasan Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/5/2019). (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
|
"Memang benar sih banyak yang pakai helm motor buat demo, jadi sebenarnya secara keamanan itu aman. Jadi kalau misalnya kena lemparan batu sebenarnya aman, cuma tidak sesuai peruntukannya," kata Irwan.
Teknisi buat DeRide yang merupakan distributor helm premium merek Nolan, X-lite, dan Grex ini mengatakan helm motor cukup kuat buat menahan benturan dari benda berterbangan ketika demonstrasi atau kerusuhan, misalnya batu atau kayu.
Di bagian dalam helm, Irwan mengatakan terdapat Expanded Polystyrene (EPS) atau yang dikenal dengan sebutan styrofoam. Visor helm yang dibuat dari polycarbonate dikatakan hanya lecet bila kena benturan, namun tidak hancur. Sementara bagian cangkang polycarbonate juga disebut sudah diuji buat mengatasi benturan.
Pengujian cangkang helm Arai, diinjak pria 104 kg. (Foto: CNN Indonesia/Febri Ardani)
|
"Tali pengikat yang diuji misalnya model buckle, micro log, atau double d-ring. Ada uji penetrasi, itu dihantamkan ke benda tajam, dimasukkan beban ke helm lalu dijatuhkan. Terus ada juga bantingan ke benda tumpul," ujar Irwan.
Ada beberapa latar belakang yang dirasa mendasari penggunaan helm motor buat demonstrasi, di antaranya mudah didapatkan, murah, dan dianggap berguna. Contoh kemudahan misalnya, buat demonstran yang datang ke titik demonstrasi menggunakan motor, aksi bisa dimulai tanpa harus copot helm.
"Kemungkinan kalau helm untuk pasukan huru-hara agak susah didapat, jadi kalau untuk helm motor banyak diperjualbelikan," kata Irwan.
Walau kesannya menguntungkan, tetapi helm motor buat demonstrasi tidak selamanya menguntungkan. Gerakan tubuh saat berkendara tidak sebebas ketika berunjuk rasa, jadi kemungkinan helm di kepala demonstran menghambat aktivitas.
Selain itu, kendati model yang sering digunakan open face, masih ada blind spot di kanan dan kiri pandangan. Artinya, memakai helm menghalangi sebagian pandangan, sementara bila berada di situasi demonstrasi seseorang seharusnya bisa mengamati seluruh kondisi sekitar. (fea)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2X0VGmz
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menakar Efektivitas Helm Motor Buat Demonstrasi"
Post a Comment