Search

Spesifikasi Sukhoi Superjet 100 yang Tewaskan 41 Penumpang

Jakarta, CNN Indonesia -- Kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 milik maskapai Rusia, Aeroflot, di Bandara Sheremetyevo Moskow mencapai 41 orang. Sedangkan korban luka mencapai 11 orang.

Pesawat yang tengah mengangkut 78 orang penumpang itu dilaporkan mendarat dengan tidak mulus (hard landing) di bandara sehingga mesinnya terbakar. Saat itu, pesawat dengan nomor penerbangan Su-1492 itu sempat mengudara dalam perjalanan menuju kota Murmansk. Sekitar 30 menit kemudian, burung besi itu meminta kembali karena mengalami gangguan teknis pada pukul 18.02 waktu setempat.

Sukhoi Superjet 100 ini sebenarnya tak asing di Indonesia. Sebab, tujuh tahun lalu, pesawat Sukhoi Superjet 100 juga sempat jatuh di Gunung Salak, Jawa Barat, ketika sedang unjuk kebolehan. Insiden itu menewaskan 45 orang penumpang dan awak pesawat.

Pesawat ini pertama kali diluncurkan pada September 2007 di pabrik perakitan KnAAPO di Komsolmosk-on-Amur, Siberia. Penerbangan pesawat berkapasitas total 95 penumpang dilakukan pada Mei 2008. Pesawat kedua pun memasuki program uji penerbangan dan diluncurkan pada Desember 2008 sedangkan pesawat ketiga di uji coba pada Juli 2009.

Superjet 100 memiliki ketinggian jelajah maksimum 2.400 kilometer dan dengan ketinggian 12.200 kilometer. Panjang pesawat mencapai 29,9 meter dan rentang sayap sebesar 27,8 meter, seperti dikutip laman resmi Aeroflot.

Dilansir dari Aerospace Technology, Sukhoi Superjet 100 memiliki beberapa varian pesawat seperti Superjet 100-75 dan 100-95 yang dapat menampung 78 hingga 98 penumpang. Sedangkan kisaran Superjet 100-95 adalah 3.279 kilometer dan 4.620 kilometer dalam versi Superjet 100-95LR.

Superjet 100-95 ini mempunyai panjang keseluruhan 30 meter, Superjet 100-95 merupakan versi besar dari Superjet 100-75. Pesawat Superjet 100-75 dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas satu yang dapat menampung 78 penumpang dan kelas dua yang dapat menampung 62 penumpang.

Sukhoi Superjet 100 merupakan pesawat penumpang buatan Rusia yang menjadi simbol kebangkitan industri dirgantara sipil setelah Uni Soviet bubar. Supaya pesawat itu laku, Rusia memberi imbalan subsidi bagi maskapai dalam negeri yang mau menggunakannya. Aeroflot, menjadi pengguna terbesar pesawat itu. Mereka juga mengoperasikan armada Boieng dan Airbus.

Pesawat ini diproduksi oleh perusahaan Pesawat Sipil Sukhoi lewat program Russian Regional Jet (RRJ) pada Juni 2001. Sukhoi bertanggung jawab atas desain dan pembuatan pesawat.

Badan Penerbangan dan Antariksa Rusia (Rosaviakosmos) dan Boeing menyetujui pengembangan dan pemasaran bersama Jet Regional Rusia dan Sukhoi. Lalu, IIyushin dan Boeing secara resmi menandatangani perjanjian industri bersama pada Juli 2001.

IIyushin bertanggung jawab atas sertifikasi pesawat sedangkan Boeing bertanggung jawab atas kegiatan pemasaran dan dukungan purna jual seperti dukungan logistik operasional, pemeliharaan dan suku cadang. Namun, pesawat ini berganti nama menjadi Sukhoi Superjet 100 pada Juli 2006.

[Gambas:Video CNN] (din/eks)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia http://bit.ly/2J8UcDo
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Spesifikasi Sukhoi Superjet 100 yang Tewaskan 41 Penumpang"

Post a Comment

Powered by Blogger.