Search

Kisah Dewi, dari Pekerja Kantoran Menjadi 'Ratu Aspal'

Jakarta, CNN Indonesia -- Mendapatkan pekerjaan impian menjadi hal yang diidamkan sebagian besar orang. Namun untuk mempertahankannya, ternyata bisa menjadi tantangan sendiri, tak terkecuali bagi Ika Dewi Sulistiani.

Perempuan kelahiran Surabaya itu mulanya bekerja sebagai tim administrasi cadangan di sebuah perusahaan. Dewi saat itu dikontrak selama satu tahun untuk menggantikan karyawan yang sedang cuti melahirkan. "Pekerjaan itu saya terima karena saya butuh biaya untuk hidup saya dan keluarga walaupun sebentar," ujarnya.

Namun setelah sampai di penghujung kontraknya, Dewi mulai khawatir karena belum mendapatkan pekerjaan lain. "Waktu itu kurang dari satu bulan, kontrak saya mau habis tapi saya belum mendapat pekerjaan lain. Perusahaan juga menyarankan untuk mencoba mencari-cari pekerjaan lain di sisa satu bulan tersebut," katanya.

Dalam masa pencarian pekerjaan, rupanya Dewi mendapat keberuntungan. Ia menemukan lowongan yang diiklankan di media sosial Facebook.

"Saat itu kebetulan ada yang pasang lowongan Grab. Menurutku syaratnya masuk akal. Dari situ saya langsung ingin coba. Pas daftar, saya sempat minder, yang daftar laki-laki semua sedangkan saya perempuan sendiri. Tapi meskipun saya minder saya tetap duduk di situ," ujarnya.

Setelah selesai mendaftar dan lolos, ia disarankan untuk online training lalu tanda tangan kontrak dan mengambil atribut. Saat pertama bekerja awalnya Dewi mengaku masih malu-malu kucing, sampai akhirnya Dewi berniat untuk sungguh-sungguh bekerja. Ia aktif mencari order dari pukul 06.00 sampai pukul 21.00.

Menurut Dewi, meski pekerjaannya terkesan sepele wara-wiri di jalan raya, tetapi ia berprinsip untuk menjaga lisan dan menjaga diri. "Saya menanamkan ke diri sendiri, walaupun pekerjaan ini fleksibel, tetapi kita tidak boleh mencari uang sesuka hati saja. Harus tetap kerja keras," ujarnya.

Kendati demikian, kerja keras Dewi tidak serta merta menghilangkan kewajibannya sebagai seorang ibu. Dewi tetap membagi waktunya untuk bersama anaknya.

Soal keamanan, Dewi mengaku tidak khawatir sebab Grab memberikan pelatihan berkendara aman dan bela diri dasar. "Grab juga punya teknologi keamanan yang luar biasa. Sekarang ada fitur Pusat Keselamatan untuk mitra pengemudi dan pengguna. Saya jadi tenang, penumpang juga harusnya merasa lebih nyaman."

Menurut Dewi, menjadi mitra pengemudi GrabBike memiliki banyak manfaat dan keuntungan. Ia bisa bekerja menjadi driver sambil berjualan. Dewi bisa fleksibel membuat jadwal untuk dirinya sendiri.

"Dari awal memang sudah berencana kalau ada sisa uang penghasilan nge-Grab bakal dijadikan modal usaha. Tapi saya senang sekali di usia 31 tahun ini saya dipertemukan dengan Grab. Saya bisa mencari nafkah untuk anak dan keluarga. Pilihan yang tepat untuk saya yang seorang single parent," pungkasnya.

(fef)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2OvvpcP
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kisah Dewi, dari Pekerja Kantoran Menjadi 'Ratu Aspal'"

Post a Comment

Powered by Blogger.