Sejak terbentuk, FinnAcel meraih empat putaran pendanaan. Data terbaru, FinAccel meraih pendanaan ekuitas Seri C sebesar US$90 juta atau sekitar Rp1,2 triliun.
Pendanaan ini dipimpin oleh Asia Growth Fund yang merupakan joint venture antara Mirae Asset Naver. Tak hanya itu, terdapat pula Square Peg.
Pendanaan akan digunakan untuk memperkuat bisnis Kredivo di Indonesia sekaligus melihat peluang ekspansi ke luar negeri.
Merespons pendanaan ini, CNNIndonesia.com melakukan wawancara eksklusif dengan oleh sang CEO FinAccel, Akshay Garg dan CTO FinAccel Alie Tan. Seperti apa cerita perjalanan jatuh bangun mereka membangun Kredivo di Indonesia?
Resep rahasia sehingga bisa meyakinkan investor dan bangun kredibilitas dalam tiga tahun di Indonesia?
Tidak ada jawaban mudah untuk resep rahasia itu, tapi ada empat kombinasi. Pertama, kombinasi dari besarnya peluang. Kebanyakan orang asing sadar betapa peluang besar ada di Indonesia. Tidak sebesar di India dan China. Makanya orang-orang lebih sedikit fokus ke sana.
Kedua, kami punya produk kuat, karena ada peluang besar saja tidak berarti kami dapat kredibilitas. Tetapi juga harus ada produk yang kuat. Saya pikir itu yang kami lakukan di Kredivo dalam tiga tahun ke belakang.
Saya janji apabila Anda gunakan. Anda tidak akan gunakan metode peminjaman lain, karena lebih simpel dibandingkan yang lain. Jadi kita lahirkan produk yang suka digunakan oleh konsumen. Kita buat produk yang sangat disukai pengguna e-commerce.
Ketiga adalah anda harus punya model bisnis yang kuat. Investor harus bisa melihat bahwa perusahaan bisa menguntungkan perusahaan ini menguntungkan dan ada kredibilitas. Jadi manajemen risiko jadi hal yang penting.
Investor harus bisa melihat perusahaan memiliki model bisnis yang kuat, bisa menguntungkan dan memiliki manajemen risiko yang kuat.
Keempat adalah usaha tim. Investor bilang di Kredivo perusahaan di sini bisa eksekusi kuat, anda bisa punya peluang besar, produk, model bisnis tapi fokus ke kualitas eksekusi juga penting.
Kita ingin tunjukkan bahwa kita bisa buat layanan finansial di Indonesia.
Peluang besar di Indonesia, tapi tidak mudah membangun kepercayaan khususnya untuk teknologi finansial. Bagaimana cara membangun kepercayaan konsumen?
Kepercayaan penting di industri ini, di e-commerce kepercayaan penting tapi tidak begitu penting. Di teknologi finansial, ketika anda meminjam dari perusahaan atau menaruh uang di dompet digital, pasti kepercayaan jadi fundamental.
Bahkan, saya pikir kepercayaan itu berkaitan erat dengan kualitas produk. Apabila anda tidak percaya dengan brand itu ya Anda tidak bisa memakai brand itu.
Perjalanan itu penting. Ketika bangun kepercayaan, dari perspektif kami, kami selalu punya standar keamanan tingkat tinggi. Kami adalah salah satu platform peminjaman paling cepat di dunia.
Dalam 3,5 tahun, hingga saat ini kita belum pernah mengalami kebocoran atau penembusan keamanan satu pun. Ketika pengguna log in, dia log in di saluran yang aman.
Secara internal, teknisi kami ketika log in, mereka hanya bisa log in. Di private secure network, semua data dienkripsi. Jadi di sini seolah brankas atau lemari besi bank. Mustahil siapa pun bisa retas kami.
Titik mula kalau ingin bangun kepercayaan layanan finansial teknologi, anda harus investasi di sisi keamanan. Kami lakukan sejak hari itu.
Kedua adalah investasi banyak untuk mengedukasi masyarakat. Dari perjalanan pengguna ketika pengguna ajukan pinjaman, kami jelaskan bahwa kami punya kebijakan privasi.
Melalui usaha pemasaran kami konsisten komunikasi kan dan didik pengguna bahwa mereka bisa percaya kami. Dilakukan melalui video edukasi, konten dalam aplikasi, dan pengalaman pengguna. Jadi itu perjalanan.
Mungkin mereka tidak percaya kami di hari pertama. Karena mereka tidak kenal mereka. Seiring berjalannya waktu ketika produk berkembang, akan ada pengguna semakin banyak daftar, kami bekerja sama dengan e-commerce besar hingga iklan semua ini membantu meningkatkan dasar kepercayaan.
Intinya harus bangun sistem keamanan kuat, butuh waktu lama dapat kepercayaan. Tapi bisa hilang instan, besok anda mengalami peretasan data, saya pikir kami tidak akan dipercayai lagi. Maka kami serius.
Dampak dari pendanaan terhadap perkembangan teknologi di Kredivo?
Pendanaan itu jadi attract talent. Kemudian kami juga coba supaya bisa gunakan tingkatkan keamanan. Jadi kita jaga tetap world class, kita jaga agar jangan ada data breach. Kita tingkatkan dari sisi teknologi juga agar meningkatkan dari proses ketika pengguna mengajukan pinjaman.
Bagaimana meningkatkan keamanan data melalui pendanaan ini?
Secara internal kami tingkatkan skalabilitas tim kami, Dari sisi orang dan dari sistemnya. Kalau eksternal kami lebih banyak kolaborasi dengan pihak ketiga untuk mengamankan sistem keamanan kami. Namun, alokasi dari pendanaan ini belum tahu berapa, karena belum ada perhitungan detailnya.
Banyak pihak memprediksi Kredivo akan menjadi Unicorn baru. Komentar Anda?
Kami tidak komentar soal itu. Media dan investor memang mementingkan soal unicorn. Tapi kami tidak.
Kami pikir di sini kami ingin bangun produk dan bisnis yang bagus. Kalau kita buat unicorn ya bagus. Kalau tidak juga ya tidak apa-apa.
Tapi memang sulit kita prediksi bahwa kami akan menjadi unicorn. Itu kepentingan media dan investor. Kami harap kita buat bisnis yang disukai dan di kagumi oleh orang. Bagus kalau kami jadi unicorn, tapi kami tidak pikirkan itu.
[Gambas:Video CNN]
Jadi pandangan anda soal valuasi?
Saya pikir valuasi sangat investor. Sebagai founder dan manajemen, pekerjaan kami adalah bangun dan kembangkan bisnis. Valuasi adalah sangat investor, bagaimana investor nilai bisnis.
Apa yang menjadi keunggulan Kredivo dalam industri fintech lending di Indonesia?
Di tim produk engineering kami juga coba-coba kecepatan peminjaman diproses dengan penyedia lainnya. Kami lakukan perbandingan.
Bedanya kami jangkauan lebih banyak, siapa pun bisa daftar. Yang lain tidak semua bisa daftar, mereka itu hanya beberapa user yang bisa daftar. Kalau kita terbuka untuk semua dari jangkauan.
Di kami juga dari proses pendaftaran cepat Kami proses pendaftaran cukup satu menit, hanya dengan foto selfie dengan KTP dan e-commerce account sudah bisa daftar. Bahkan untuk beberapa pengguna, itu tidak perlu akun e-commerce selama dia pengguna yang baik dan bagus. Kita kan mainnya data.
Kami juga ada sumber data untuk pertimbangkan, kami tidak bisa sebut sumber data tersebut. Misalnya kami tahu itu pengguna tinggal di mana ya kita tidak perlu tanya lagi. Kita coba secepat mungkin dan sesimpel mungkin, seamless.
Penggunaan Kredivo juga luas, bisa digunakan di lebih 300 e-commerce. Kami punya jangkauan terbesar di e-commerce. Jadi itu bantu kami agar Kredivo bisa gunakan di berbagai tempat. (jnp/lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/3533bgT
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Kredivo Bangun Usaha di Tengah Stigma Negatif Fintech"
Post a Comment