Baru-baru ini, Grab sepakat bekerja sama dengan start-up produsen transportasi penerbangan asal Jerman, Volocopter, untuk melakukan studi kelayakan moda taksi udara di Asia Tenggara. Kolaborasi tersebut bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah mobilitas dan meningkatkan kualitas hidup melalui inovasi teknologi.
Head of Ventures Grab Chris Yeo mengatakan sebagai tindak lanjut, pihaknya telah mengumpulkan pola lalu lintas dan customer insight di kawasan operasi Grab.
"Kemitraan ini memungkinkan Volocopter untuk mengembangkan solusi mobilitas udara perkotaan yang relevan bagi masyarakat Asia Tenggara, sehingga memperbanyak opsi moda transportasi berdasarkan biaya, kendala waktu, dan kebutuhan lainnya," ujar Chris melalui keterangan tertulis, Singapura, Senin (17/2).
Pada dasarnya, taksi udara ini didesain hanya mengangkut satu penumpang untuk satu kali perjalanan. Moda transportasi masa depan ini digadang-gadang bakal menjadi salah satu solusi menghindari kemacetan, kepadatan penduduk, dan penutupan jalan.
Sementara itu, CEO Volocopter Florian Reuter melihat Asia Tenggara merupakan wilayah yang punya potensi besar untuk merealisasikan transportasi udara masa depan.
"Kerja sama ini merupakan langkah penting menuju komersialisasi mobilitas udara perkotaan di salah satu kawasan paling padat lalu lintas di dunia."
Diketahui, Volocopter telah memelopori pengembangan transportasi udara di wilayah perkotaan sejak 2011. Volocopter sendiri belum lama ini mendemonstrasikan pesawat listrik tipe 2X-nya di Singapura, lengkap dengan landasan pendaratan 'VoloPort'.
Diproyeksikan pada 2035, Volocopter menarget punya puluhan VoloPort di seantero Singapura yang bisa mengakomodasi 10 ribu penumpang per hari. (fri/fef)
from CNN Indonesia https://ift.tt/39QVM5Y
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Grab Gandeng Volocopter Uji Coba Layanan Taksi Udara"
Post a Comment