
Untuk mewujudkan upaya ini, Dirjen Pengelolaan Ruang dan Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya S Poerwadi mengatakan upaya tersebut sebagai wujud komitmen pemerintah yang telah diatur dalam Perpres Nomor 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.
Sekitar 1,29 juta metrik ton sampah tersebut diketahui berasal dari Indonesia. Dengan fakta ini, Indonesia menjadi negara penyumbang sampah nomor dua terbesar di dunia setelah China.
"Indonesia sudah memiliki rencana aksi nasional yang melibatkan 16 kementerian dan lembaga untuk memastikan bahwa pada tahun 2025 kita bisa menghalau 70 persen dari sampah yang masuk ke laut," ujar Brahmantya di kantor Google Indonesia, Jakarta, Senin (27/5).Menurutnya, solusi untuk masalah tersebut dibutuhkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) untuk mengidentifikasi jenis sampah dan ketaatan masyarakat dalam menangani sampah plastik.
Selain digunakan untuk mengidentifikasi jenis sampah, teknologi ini juga harus didistribusikan kepda kelompok yang ingin mendaur ulang sampah.
"Ke depan harus dilarikan siapa ke pemroduksi plastiknya. Kita semua tahu produk kebutuhan sehari-hari (fast moving consumer goods) punya tanggung jawab juga bisa mengembalikan, untuk bisa menerima dari botol-botol yang akhirnya berakhir di tempat sampah bahkan di laut untuk bisa mereka diolah dan kembali ke tempatnya untuk didaur ulang," jelasnya.Disamping itu, menurutnya saat ini ketaatan masyarakat masih diperlukan saat menangani sampah plastik. Dia mencontohkan pemberlakuan denda Rp500 ribu di lingkungan KKP bagi pegawai yang menggunakan plastik sekali pakai. (din/evn)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2ECuWSf
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "1,29 Juta Metrik Ton Sampah dari Indonesia Masuk ke Laut"
Post a Comment