
"Kalau berdasarkan beberapa riset dari perusahaan riset, memang potongan kue paling besar itu di kelas menengah saat ini," ungkap Stephanie kepada awak media di restoran Sulawesi, Jakarta Selatan, Kamis (9/5).
Hanya saja, ia tidak merinci berapa persentase porsi ponsel kelas menengah besutan Xiaomi. Namun, ia mengatakan jika definisi ponsel kelas menengah beragam, ada yang dimulai dari Rp2,8 juta atau Rp3,5 juta.
Melihat fakta ini, Stephanie memastikan pihaknya tidak akan hanya bertumpu pada satu segmen saja. Xiaomi akan menawarkan ponsel dari beragam segmen mulai dari kelas murah, menengah, hingga premium."Kami percaya bahwa semua orang harus punya akses ke teknologi dan inovasi, maka dari itu dari entry level sampai premium kita punya pilihan. Jadi tergantung dari pengguna," terangnya.
Sejauh ini, untuk mengisi kelas menengah Xiaomi telah merilis sejumlah varian mulai dari Redmi Note 6 Pro, Mi A2 Lite, Redmi Note 5 dan Redmi Note 4.
Terakhir, Xiaomi juga memboyong Redmi Note 7 untuk mengisi kelas menengah dengan fitur unggulan kamera belakang 48 MP. Selain mengandalkan kamera, Redmi Note 7 didukung oleh prosesor Qualcomm Snapdragon 660 dan kapasitas baterai 4.000 mAh. Xiaomi mengklaim bahwa kapasitas baterai Redmi Note 7 paling besar dibanding ponsel pintar Xiaomi lainnya.[Gambas:Video CNN] (din/evn)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2LBus4w
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Xiaomi Sebut Ponsel Harga Rp2,8-Rp3,5 Juta Jadi Primadona"
Post a Comment