Search

Naik Motor 'Belah' Perbukitan Larantuka Demi Selamatkan Nyawa

Jakarta, CNN Indonesia -- Suka duka mewarnai perjalanan Mansetus Baralawa saat menemani petugas kesehatan di Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Mansetus memilih pulang ke kampung halamannya di Larantuka, setelah menyelesaikan kuliah. Bagi Mansetus mengabdi di daerah yang telah membesarkannya adalah hal mulia.

Ia ingin membantu warga setempat yang kesulitan mendapat perawatan medis lantaran kondisi jalan yang ditempuh terbilang sulit bagi petugas medis yang memiliki keterbatasan kemampuan berkendara, di sisi lain jalan tak beraspal dan berbatu besar.

Larantuka merupakan kecamatan yang sekaligus Ibu Kota kabupaten Flores Timur dan merupakan salah satu dari empat pulau besar di NTT.

Secara geografis, Larantuka berada di bawah kaki gunung Mandiri yang merupakan wilayah pesisir. Sebagian masyarakat Larantuka saat ini masih tinggal di daerah perbukitan, yang bagi siapapun sulit menjangkau lokasi pemukiman warga. Ini belum termasuk minimnya alat transportasi massal di sana.

Atas dasar itu pada awal 2000 Mansetus berdiskusi dengan petugas kesehatan dan penyuluh keluarga berencana (KB) di Larantuka. Dari diskusi itu diketahui bahwa angka kematian ibu dan anak di Flores cukup tinggi karena keterlambatan petugas kesehatan sampai ke lokasi tujuan.

"Jalan di sana banyak belum aspal, jadinya lumpur pas hujan, dan berdebu saat kemarau. Itu memang sangat menguras tenaga," kata Mansetus saat ditemui di Jakarta, Rabu (19/6).

Hasil dari diskusi di atas meja, pada 2002 ia bersama beberapa rekannya mendirikan Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) NTT. Yayasan ini memperkenalkan program peminjaman sepeda motor untuk membantu kegiatan operasional petugas kesehatan di lapangan.

Petugas kesehatan masuk ke pelosok untuk menyelamatan jiwa ibu dan anak.Petugas kesehatan masuk ke pelosok untuk menyelamatan jiwa ibu dan anak. (Foto: Dokumen Shell Indonesia)
Cara ini menurut Mansetus akan menolong lebih banyak jiwa. Tim melayani peminjaman sepeda motor berikut perawatannya tanpa dipungut biaya sepeserpun. Hal lain yaitu ada pelatihan berkendara bagi petugas kesehatan pemula terutama kaum wanita. Saat ini YKS memiliki 11 armada 'motor bebek' untuk 11 petugas medis.

"Sepeda motor itu hanya boleh digunakan untuk kegiatan medis saja," ucap Mansetus.

Menggunakan sepeda motor bebek dengan kontur jalan yang terbilang menantang, menurut dia memang bukan hal mudah. Bahkan petugas medis tersebut harus rela 'jatuh bangun' saat menunggangi motor bebek karena medan jalan yang sulit dilalui.

"Apalagi di Adonara itu perbukitan. Tapi tidak ada yang sampai terjebak di jalan. Kalau harus turun dorong, ya itu biasa mereka lakukan," ucap Mansetus.

Sesekali Mansetus turut membantu mengantarkan dokter dan bidan untuk menjangkau pedalaman.

"Dengan mengendarai motor, para bidan, mantri, dan dokter dapat lebih cepat dan lebih mudah menjangkau warga terutama saat situasi mendesak," ujar Mansetus.

Bersama komunitasnya, Mansetus kini telah mendukung pelayanan kesehatan kepada lebih dari 32 ribu penduduk di 44 desa di Larantuka, NTT.

Mendapat bantuan sepeda motor

Mulai bulan depan, Mansetus mengatakan pihaknya akan memperoleh bantuan sepeda motor berupa 13 unit motor trail. Bantuan itu diperoleh dari Kedutaan Jepang dan sebuah Majalah yang berpusat di Inggris. Menurut rencana, setiap petugas medis akan dibekali ilmu mengendarai motor trail.

"Tadinya 11 unit (motor trail), tapi nambah dari majalah Overland dari Inggris," tutup Mansetus. (ryh/mik)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia http://bit.ly/2KqXhzh
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Naik Motor 'Belah' Perbukitan Larantuka Demi Selamatkan Nyawa"

Post a Comment

Powered by Blogger.